Kamis, 11 September 2008

2 Tahun di Labsky

Tidak ada perbedaan ketika saya masuk ke SMA Labschool Kebayoran. Saya memasuki sekolah yang sama, jam masuk yang sama, teman-teman yang sebagian besar sama, dan hanya satu perbedaan yaitu seragam abu-abu ciri khas SMA. Saya berasal dari SMP Labschool Kebayoran, masuk ke SMA hanya serasa seperti “naik kelas” karena gedung SMP dan SMA Labschool yang menjadi satu sejak saya kelas 8. Tidak ada rasa khawatir sedikit pun ketika menginjakkan kaki di SMA ini, hanya rasa penasaran untuk mengetahui perbedaan apa yang akan saya alami di SMA.

Ternyata terbukti. Sekolah yang sama bukan berarti pengalaman yang akan saya dapat sama. 2 tahun di SMA Labsky yang sangat berkesan dengan teman-teman terbaik yang ada di sekitar saya. Masa SMA Labsky dimulai dengan Masa Orientasi Siswa pada bulan Juli 2009. Dibimbing oleh OSIS, saya bersama teman-teman satu angkatan menjalani 3 hari pengenalan tentang SMA ini. Bagi saya, MOS yang saya alami bukanlah saat dimana siswa baru mendapat tekanan dan kekerasan dari seniornya, tetapi seniornya sendiri yang menunjukkan bahwa mereka pantas untuk dihormati dan dihargai sebagai kakak kelas. Selama MOS mereka membimbing angkatan kami bagaimana etika dan cara berkehidupan di SMA ini, terutama untuk menjadi siswa baru disini. Kemudian dilanjutkan dengan Pesantren Ramadhan yang dibimbing oleh OSIS baru pimpinan Putri Athira. Sejak awal OSIS ini menjabat sudah terlihat kemampuan mereka membimbing kami dengan baik sebagai adik kelas. Kebanggaan kami terhadap kakak kelas berlanjut ketika Trip Observasi dimulai.

Ciri khas di Labsky adalah setiap kegiatan atau pelatihan siswa kelas 10 selalu didampingi OSIS yang merupakan senior kelas 11. Begitu juga dengan Trip Observasi atau biasa disebut TO yang merupakan kegiatan observasi ke pedesaan dan siswa kelas 10 menetap di rumah-rumah tradisional sederhana dan hidup mandiri bersama dengan kelompoknya yang sudah dibagi. Sebelum TO ada pra TO yang merupakan pelatihan sebelum terjun langsung ke TO. Di pra TO sebenarnya yang paling dirasakan adalah penguatan kekompakan angkatan dan angkatan kami akan memiliki ketua angkatan beserta nama angkatan. Saya termasuk ke dalam 5 orang sebagai calon ketua angkatan dan bagi saya pra TO sangatlah berat secara fisik dan mental. Pelatihan selama 3 hari ini sangat menguras tenaga dan senior kami(OSIS) mencoba melatih kekuatan mental kami, terutama calon ketua angkatan. Kami berlima harus bertanggung jawab atas kekurangan dan kesalahan yang dilakukan satu angkatan yang berjumlah sekitar 200 orang. Tentu itu sangat berat, apalagi saya belum mengenal semua teman yang ada di angkatan. Akhirnya di hari terakhir pra TO, saya, Irdanto Saputra, dan Pandji Olaf terpilih sebagai ketua angkatan yang kami bertiga namakan Nawa Drastha Sandyadira, angkatan 9 yang bermahkotakan persatuan yang kokoh. Kami satu angkatan merasa nama itu sudah melekat dan memang terbukti kekokohan angkatan kami.
Pra Trip Observasi 17 Oktober 2010

Di TO, selain saya merasakan bagaimana hidup dengan sederhana dan dengan alat-alat seadanya, saya juga merasa acara ini telah menimbulkan solidaritas yang kuat di angkatan. Setiap anggota kelompok menjadi makin akrab dan kami mulai mengenal baik teman-teman satu angkatan yang banyak ini. Kita juga merasakan suka duka 5 hari dalam acara ini bersama-sama tidak ada pengecualian. Kerjasama timbul di angkatan dalam kegiatan TO yang berisi observasi, Peduli Kehidupan Desa, bakti sosial, pentas seni, penjelajahan, dan kegiatan lainnya. Ini merupakan kegiatan yang paling berkesan selama saya berada di kelas 10.

Akhir Januari 2010, Nawa Drastha Sandyadira yang memiliki singkatan Nawastra melakukan studi wisata ke Bandung. Selain mengunjungi PT. Pindad dan Museum Geologi, pada malam hari kami juga berkumpul satu angkatan di Dago. Semua permasalahan dan rasa kurang nyaman semuanya diselesaikan secara baik di malam itu dan akhirnya kami pun menjadi semakin kompak karena tidak ada rasa saling tidak suka. Kemudian di bulan Maret diadakan Latihan Kepemimpinan Siswa atau Lapinsi bagi setiap siswa kelas 10 yang ingin menjadi pengurus OSIS. Di Labsky, peminat pengurus OSIS sangatlah banyak, tetapi hanya akan diterima 56 orang yang akan menjadi pengurus OSIS. Setelah Lapinsi, kami mengikuti Tes Potensi Organisasi di mana kami melakukan tes makalah, jasmani, dan agama untuk menjadi pengurus OSIS selanjutnya.

Kemudian di bulan Juni, Nawastra menghadapi pelatihan terakhir yaitu Bintama 2010 di markas pasukan khusus terbaik ketiga di dunia, Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Grup 1 Serang, Banten. Tentunya fisik dan mental kami kembali digembleng ala semi militer selama 6 hari. Awalnya saya merasa takut dan malas, tetapi akhirnya saya pun bangga telah dilatih oleh Kopassus yang telah menjadi “taring” bagi bangsa ini dan disegani di dunia internasional. Setelah Bintama selesai, kemudian diumumkan calon pengurus OSIS yang baru dan saya masuk ke dalamnya. Setelah itu saya mencalonkan diri sebagai calon ketua OSIS periode 2010/2011 dan melakukan kampanye lisan di depan seluruh SMA Labsky. Akhirnya saya terpilih sebagai ketua OSIS SMA Labsky yang baru bersama Diannisa Paramitha dan Eka Hastari sebagai Ketua Bidang 1 dan Ketua Bidang 2 atau bisa disebut sebagai wakil ketua OSIS. Saya memberikan nama OSIS ini dengan nama Dranadaraka Wiraksaka yang memiliki singkatan Drakara yang berarti OSIS yang memiliki ketenangan, kekuatan, dan berjiwa pahlawan yang menjaga. Seluruh 56 orang pengurus OSIS Drakara adalah organisator terbaik dan selama setahun menjabat kami berhasil mencapai kesuksesan besar dan mencetak sejarah di SMA ini. Ketika menjadi pengurus OSIS yang baru, pada bulan Agustus kami melaksanakan Lari Lintas Juang, yaitu berlari sejauh 17 Km dari Kalibata menuju sekolah kami sebagai penghargaan atas keringat para pejuang bangsa ini. Karena 17 Agustus 2010 ketika kami dilantik adalah bulan Ramadhan, maka kami harus melakukan Lari Lintas Juang pada 9 Agustus 2010.
Sambutan di Lintas Juang 2010


Ketika saya dilantik sebagai OSIS maka saya baru merasakan dimulainya kelas 11. Diawali dengan kegiatan bersama OSIS Drakara membimbing adik kelas kami yang baru dalam kegiatan pra To dan TO. Kegiatan ini dilaksanakan oleh seluruh OSIS dan seluruh guru sehingga kami juga bisa menghemat energi. Namun ternyata tidak, saya benar-benar merasakan beratnya menjadi OSIS sebagai panitia ketimbang peserta kegiatan (kelas 10). Walaupun tidak ikut digembleng secara mental dan fisik, ternyata beban tanggung jawab terasa lebih berat. Tanggung jawab kami untuk membimbing selama pra TO terasa lebih berat karena kami punya target untuk menjadikan angkatan dibawah kami menjadi kompak, sehingga kami sebagai OSIS juga harus menampilkan diri sebagai contoh yang terbaik. Ketika saya mendampingi di TO, walaupun berat tetapi kami sangat senang bisa mendampingi sebagai OSIS. Kami juga bisa merasakan pengalaman tahun lalu yang hampir sama dirasakan oleh adik kelas kami. Melihat angkatan dibawah kami semakin kompak juga membuat kami merasa puas. Namun perjalanan OSIS masih tersisa banyak dan belum satupun program kerja OSIS yang membutuhkan sponsor yang dikerjakan karena semua program yang butuh dana besar ada di semester 2. Artinya kerja kami masih panjang nan berat, namun itulah kebanggaan kami sebagai OSIS.
OSIS Dranadaraka Wiraksaka di lokasi Trip Observasi 2010


Bulan Januari 2011, Nawastra kembali melakukan studi wisata yang kali ini di Yogyakarta. Acara ini sangat kami kenang karena kami bisa pergi bersama-sama dan melakukan wisata yang menyenangkan. Kami mengunjungi Candi Prambanan dan beberapa tempat lainnya secara bersama-sama. Kami juga diberikan kebebasan untuk pergi ke Malioboro untuk makan dan jalan-jalan pada malam hari.
Nawastra di Candi Prambanan Januari 2011


Pada awal Februari 2011 tepatnya tanggal 5-12 Februari, kami melaksanakan program kerja OSIS Drakara dan angkatan Nawastra yang bernama Skybattle 2011, sebuah pertandingan cabang-cabang olahraga dan seni yang mengundang SMA se-jabotabek. Acara ini diketuai oleh Koordinator Sie. Olahraga Kayrana Amadyatara dan berhasil mencapai sukses besar. Kelancaran dana untuk anggaran sebesar 250 juta rupiah membuat kami mampu menjalankan acara ini dengan baik. Kami pun berhasil mengundang sekolah terbanyak selama Skybattle diadakan, yakni 70 lebih sekolah yang mengikuti kegiatan ini. Ini adalah ujian berat saya sebagai ketua OSIS bersama dengan teman-teman panitia. Ini adalah pertama kali kami melaksanakan program kerja yang besar, namun semua panitia bisa mengerjakannya secara profesional. Sejak acara ini dimulai, kami dan semua panitia sudah merasakan beratnya acara ini. Walaupun sponsor dan donatur kami rasakan lancar, tetapi masih saja ada kekurangan dana dan kami harus memikirkan cara agar acara ini dapat berlangsung. Kemudian seminggu sebelum Skybattle dimulai, sekolah yang mendaftar masih sedikit sehingga timbul kekhawatiran di seluruh siswa Labsky. Namun akhirnya perwakilan dari sekolah-sekolah datang berbondong-bondong ke sekolah kami untuk mendaftar sehingga terkumpul peserta yang sangat banyak. Saat saya mempersiapkan acara ini, saya belajar bagaimana cara berhubungan dengan orang di luar sekolah, bagaimana cara kami mengurus pajak-pajak yang cukup membingungkan, dan berbagai cara lainnya untuk menjalankan acara ini. Ketika acara ini dilangsungkan, semua kegiatan berjalan dengan lancar walaupun ada sedikit keterlambatan dan protes dari pelatih-pelatih tim sekolah. Namun kami tidak melakukan kesalahan teknis yang bisa berakibat fatal untuk acara ini. Skybattle berlangsung selama seminggu penuh dan saya selalu datang pagi dan pulang sekital pukul 9 malam. Itu sebenarnya belum seberapa, bahkan ada panitia yang rela menginap untuk acara ini demi sempurnanya kegiatan yang kami banggakan ini. Pada hari penutupannya tanggal 12 Februari kami mengadakan pertandingan final futsal dan basket diselingi dengan band-band SMA serta guest star yang turut meramaikan acara ini. Acara ini ditutup dengan kebahagiaan dari seluruh panitia dan akhirnya kami bisa mengumpulkan keuntungan sebesar 17 juta rupiah untuk program kerja selanjutnya yang masih menanti.

Sukses Skybattle bukan berarti kami bisa beristirahat. 3 minggu setelahnya, saya bersama teman-teman di OSIS mulai mempersiapkan acara terbesar yang menanti selanjutnya yakni Skyavenue 2011 Halloween Town yang kami adakan pada 30 Juli 2011. Diketuai oleh Safira Ramadhani, persiapan acara ini berlangsung dengan lancar. Total dana yang harus kami cari sebesar 530 juta rupiah, angka yang sangat besar untuk pentas seni anak SMA. Pengalaman saya dan teman-teman di panitia pada acara Skybattle membuat kami semakin yakin akan kesuksesan Skyavenue. Kekurangan yang kami alami di Skybattle dapat menjadi pelajaran agar tidak terulang lagi di Skyavenue. Kami merasa lancar dalam pengumpulan sponsor hingga belasan sponsor menerima kontrak dengan kami. Kami juga melancarkan publikasi besar-besaran ke seluruh Indonesia dan bahkan negara tetangga Malaysia untuk acara ini. Tim publikasi Skyavenue berhasil mengajak 15 lebih media untuk ikut membantu publikasi Skyavenue 2011. Di acara ini kami mengundang Sheila on 7, The S.I.G.I.T, Gugun Blues Shelter, dan White Shoes & The Couples Company sebagai guest star pentas seni ini serta belasan band featuring dan audisi. Hari-hari menjelang Skyavenue membuat saya sebagai panitia merasa tidak tenang dan penasaran akan seperti apa Skyavenue nanti. Tapi kami selalu tenang walaupun beratnya beban yang harus kami hadapi terutama di masalah keuangan. Dan benar, akhirnya kami bisa menutupi kekurangan dana dan bisa mempersiapkan Skyavenue dengan baik. Saya pun menginap di Tennis Indoor Senayan tempat acara ini berlangsung bersama beberapa panitia. Walaupun tidak bisa tidur, tetapi saya dan yang lainnya tetap segar dan sangat senang untuk menjalankan acara yang kami tunggu-tunggu. Akhirnya ribuan penonton memadati hingga ke tribun atas saat Skyavenue dimulai, sungguh pemandangan yang membayar jerih payah teman-teman dan panitia yang telah bekerja keras. Akhirnya Skyavenue berlangsung dengan sukses besar dan membawa rasa puas kepada panitia, terutama Nawastra yang tahun ini menyelenggarakannya.
Acara terbesar kebanggaan Nawastra, Sky Avenue 2011


Akhirnya tanggal 17 Agustus 2011, selesai sudah tanggung jawab saya di OSIS dan bersama-sama telah menyelesaikan seluruh program kerja dengan sukses. Kesuksesan ini berkat semangat yang kuat diantara teman-teman satu angkatan. Di masa SMA, orang terbaik adalah teman-teman kita dan saya merasakan rasa saling menghargai dan solidaritas yang sangat kuat di Nawastra.
Lepas jabatan OSIS 17 Agustus 2011



NAWA DRASTHA SANDYADIRA

GEOGRAFI SMA IPS SEMESTER 4 MATERI LINGKUNGAN HIDUP

1. Pengertian Lingkungan Hidup
Menurut Otto Sumarwoto (1989) Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang memengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Lingkungan tempat tinggal kita merupakan contoh yang paling mudah kita amati. Di dalamnya antara lain ada burung, kucing, ayam, kupu-kupu bahkan cacing atau belatung terdapat di sekitar kita bukan?
Secara umum lingkungan hidup dapat di bagi 2, yaitu sebagai berikut:
1.Lingkungan Biotik
Lingkungan biotik (lingkungan organik) merupakan komponen makhluk hidup yang menghuni planet bumi, terdiri atas mikroorganisme, seperti bakteri dan virus, tumbuhan, hewan, dan manusia.
Secara khusus, lingkungan biotik diklasifikasikan menjadi:
1) produsen, dalam hal ini tumbuhan yang memproduksi sumber bahan makanan bagi makhluk hidup lainnya;
2) konsumen, yaitu hewan serta manusia; dan
3) pengurai, yang merupakan mikroorganisme yang merombak dan menghancurkan sisa-sisa organisme yang telah mati. Termasuk ke dalam kelompok pengurai adalah jamur, bakteri, dan cacing tanah.
2. Lingkungan Abiotik
Lingkungan abiotik adalah segala kondisi yang terdapat di sekitar makhluk hidup yang bukan organisme hidup, antara lain adalah batuan, tanah, mineral dan sinar matahari, lingkungan ini disebut juga lingkungan anorganik. Lingkungan abiotik merupakan kondisi yang terdapat di sekeliling makhluk hidup berupa benda mati (unsur anorganik), seperti batuan, tanah, mineral, dan udara. Lingkungan abiotik dinamakan juga lingkungan anorganik.

Dalam sudut pandang ekologi manusia, yaitu ilmu yang mempelajari dan menganalisis hubungan timbal balik (interaksi dan interelasi) antara manusia dan lingkungannya, unsur lingkungan hidup itu dibedakan atas tiga kelompok utama, yaitu lingkungan alam (lingkungan fisik), sosial, dan budaya.
1) Lingkungan alam merupakan kondisi alamiah suatu wilayah yang meliputi kondisi iklim, tanah, fisiografi, dan batuan.
2) Lingkungan sosial adalah manusia dengan semua aktivitas dan karakternya, baik sebagai individu atau pribadi maupun makhluk sosial.
3) Lingkungan budaya adalah benda-benda hasil daya cipta manusia, seperti bangunan, karya seni, sistem kepercayaan, dan tatanan kelembagaan sosial.
Dalam kenyataan sehari-hari, ketiga unsur lingkungan hidup tersebut tidak berdiri sendiri, akan tetapi memiliki keterkaitan dalam bentuk interaksi dan interelasi antara satu komponen dan komponen lainnya. Perubahan yang terjadi pada suatu komponen dampaknya akan dirasakan oleh komponen lain.

Sebagai contoh, manusia melakukan tindakan berupa penggundulan hutan untuk dimanfaatkan sumber daya kayunya. Namun dalam praktiknya, kegiatan tersebut tidak memperhatikan faktor-faktor kelestarian dan daya dukung lahan. Maka sebagai reaksinya terjadilah banjir bandang pada saat musim hujan dengan intensitas tinggi.
2. Manfaat Lingkungan bagi Kehidupan
Manusia hidup di permukaan bumi bersama-sama dengan komponen lingkungan lainnya, berupa komponen biotik, yaitu hewan, tumbuhan, dan jasad renik, serta komponen abiotik (tidak hidup).
Secara langsung maupun tidak, secara disadari ataupun tidak semua unsur-unsur lingkungan yang ada di sekitar senantiasa memberikan manfaat bagi hidup dan kehidupan manusia. Sebagai contoh, untuk memenuhi kebutuhan makanan, manusia memanfaatkan tumbuhan dan hewan. Selain itu, dalam proses pernafasan manusia senantiasa menghirup oksigen yang terdapat di atmosfer.
Secara umum beberapa manfaat unsur lingkungan hidup bagi manusia antara lain sebagai berikut.
a. Ruang muka bumi sebagai tempat berpijak dan beraktivitas sehari-hari.
b. Tanah dapat dijadikan areal lahan untuk kegiatan ekonomi, seperti lahan pertanian, perkebunan, dan peternakan, aktivitas sosial lainnya.
c. Unsur udara (oksigen) sangat bermanfaat untuk bernafas manusia dan hewan.
d. Komponen hewan dan tumbuhan merupakan sumber bahan makanan bagi manusia.
e. Sumber daya alam yang terkandung dalam lingkungan hidup dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
f. Mikroorganisme atau jasad renik sangat berperan dalam proses penguraian sisa-sisa jasad hidup yang telah mati sehingga tidak terjadi penumpukan bangkai makhluk hidup, tetapi hancur dan kembali menjadi unsur-unsur tanah.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kelang sungan kehidupan manusia sangat bergantung dari unsur-unsur lingkungan lainnya. Manusia hanyalah salah satu dari komponen lingkungan tersebut. Jika manusia menginginkan kelangsungan kehidupannya, manusia hendaknya sadar benar bahwa kelestarian komponen-komponen lingkungan hidupnya harus senantiasa terjaga dari kehancuran bahkan kepunahan.
Hubungan antarmakhluk hidup, terutama manusia dan lingkungan-nya, sebenarnya telah berlangsung sejak manusia lahir. Begitu seseorang lahir ke dunia, secara langsung ataupun tidak dia sudah melakukan interelasi dengan lingkungan hidupnya, seperti memanfaatkan oksigen di udara untuk bernafas. Setelah lebih besar, tingkat kebergan tungan terhadap lingkungan tentunya semakin tinggi, sejalan perkembangan kebutuhannya. Semua kebutuhan itu tentunya didapat melalui interaksi dengan lingkungan baik lingkungan alam, sosial, dan budaya.
3. Kerusakan Lingkungan
Kerusakan lingkungan hidup merupakan fenomena dan gejala sosial yang saat ini sering kali dijumpai pada berbagai wilayah, baik di wilayah daratan, perairan, maupun kerusakan atmosfer. Adapun masalah lingkungan yang terjadi di seluruh negara di dunia, baik di negara maju maupun berkembang adalah pencemaran.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997, tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak berfungsi dengan baik sesuai dengan peruntuk kannya.
Beberapa contoh pencemaran yang banyak terjadi dalam kehidupan masyarakat antara lain sebagai berikut.

a. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah dapat terjadi sebagai akibat pembuangan sampah limbah rumah tangga, limbah pabrik, sisa oli dari bengkel kendaraan, dan pemakaian pupuk kimia secara berlebihan. Akibat tindakan tersebut maka tanah akan teracuni dan kehilangan tingkat kesuburannya.

b. Pencemaran Air
Pencemaran air banyak terjadi di daerah-daerah sekitar kawasan industri. Sebagaimana Anda ketahui bahwa limbah cair yang berasal dari pabrik, seperti industri tekstil banyak sekali mengandung unsur-unsur logam berat, seperti mercuri dan timbal.
Pencemaran sungai ini tentunya dapat mengganggu kestabilan lingkungan perairan sehingga makhluk hidup yang ada di sekitar sungai akan mati teracuni.

c. Pencemaran Udara
Pencemaran udara dapat terjadi karena asap yang berasal dari pabrik maupun kendaraan bermotor yang banyak mengandung gas karbonmonoksida, karbondioksida, nitrat, cianida, dan sulfat. Selain itu, pencemaran udara juga berasal dari kebakaran hutan dalam wilayah yang lebih luas, seperti pernah terjadi di Kalimantan.
Salah satu akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara adalah terjadinya hujan asam. Hujan asam adalah hujan yang memiliki derajat tingkat keasaman ( pH ) lebih kecil dari 5,6. Air hujan menjadi asam karena terkontaminasi oleh sulfurdioksida dan oksidanitrogen.
Hujan asam mengakibatkan kerugian pada bangunan, ekosistem danau, hutan, serta tanaman pertanian. Hujan asam ini akan terjadi di mana saja, terutama pada daerah kawasan industri.

d. Kerusakan Hutan Akibat Penebangan Secara Liar dan Tidak Terkendali
Beberapa akibat yang ditimbulkan karena penggundulan hutan, antara lain sebagai berikut.
1) Kekeringan pada musim kemarau dan banjir pada musim hujan.
Pada waktu terjadi hujan dengan intensitas besar, persentase air hujan yang berinfiltrasi kecil sehingga cadangan air tanah sangat sedikit, sedangkan sebagian besarnya bergerak sebagai air larian permukaan (surface runoff). Gejala ini mengakibatkan banjir bandang.
Hal yang kontras terjadi pada musim kemarau dimana curah hujan sangat sedikit. Pada saat ini, kekeringan dapat terjadi di setiap wilayah.
2) Suhu udara terasa makin panas
Meningkatnya suhu udara sangat terkait dengan makin gundulnya hutan, serta peningkatan kadar emisi karbondioksida dari kendaraan bermotor dan industri. Kadar emisi karbondioksida di atmosfer yang semakin banyak dan sulit dinetralkan, menyebabkan terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect), yaitu sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi tidak dapat dipantulkan ke angkasa karena tertahan pada lapisan CO2. Keadaan demikian mengakibatkan suhu permukaan bumi semakin bertambah panas.
3) Terjadinya longsor.
Terjadinya tanah longsor sangat terkait dengan aktivitas penebangan hutan yang makin merajalela di daerah yang bersangkutan. Banjir dan longsor merupakan dua peristiwa yang erat kaitannya dengan hujan dan gundulnya kawasan hutan.
4) Menumpuknya Sampah
Penumpukan sampah terjadi tidak hanya karena semakin padat nya penduduk, tetapi sebagai akibat sulitnya membangun Tempat Pembuangan Akhir sampah (TPA). Penumpukan sampah ini jelas menimbulkan berbagai permasalahan, seperti menebarnya bau busuk, lalat, dan timbulnya berbagai penyakit.
Dari beberapa kejadian tersebut jelas bahwa manusia memegang peranan penting terhadap kerusakan lingkungan hidup. Terdapat faktor-faktor alam yang memicu terjadinya kerusakan lingkungan yang tidak dapat di hindari, seperti letusan gunungapi, gempa, dan tanah longsor. Frekuensi kejadian-kejadian alam tersebut relatif jarang dibandingkan dengan kegiatan manusia sehari-hari yang dapat mengakibatkan kerusakan alam.
Meskipun upaya konservasi terhadap lingkungan terus dilakukan. Selama sikap mental manusia tidak mendukung ke arah yang diharapkan, tetap saja kelestarian lingkungan sangat sulit atau bahkan mungkin tidak akan pernah terwujud. Oleh karena itu, upaya melestarikan lingkungan hidup hendaknya diiringi dengan usaha membangun sikap mental manusia Indonesia itu sendiri.

Danau di samping merupakan contoh suatu ekosistem. Tatanan kehidupan danau tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain, masing-masing komponen saling terkait bahkan saling bergantung. Ikan dapat terus hidup di air karena memakan plankton yang berkembang di danau. Perkembangan plankton karena adanya sinar matahari sehingga plankton mampu berfotosintesis.
Tidak berbeda dengan plankton, tumbuhan air yang disebut juga hidrofit sangat tergantung pada air danau, sinar matahari, dan udara. Tumbuhan dan ikan tertentu berinteraksi karena ikan menjadikan tumbuhan sebagai makanan. Kehidupan dan hubungan antara komponen-komponen di dalam danau inilah yang kita kenal sebagai ekosistem danau.
Dapatkah Anda menjelaskan bagaimana bentuk interaksi katak dengan air danau serta tumbuhan danau? Coba sebutkan unsur-unsur lingkungan lain yang berinteraksi pada ekosistem danau di atas?
Pembahasan kehidupan danau seperti di atas dapat kita simpulkan bahwa ekosistem adalah satu kesatuan daerah antara lingkungan biotik dan abiotik. Kedua lingkungan ini saling berinteraksi dan saling memengaruhi. Dapat disimpulkan bahwa ekosistem dicirikan dengan berlangsungnya pertukaran materi atau transformasi energi yang sepenuhnya berlangsung di antara unsur-unsur dalam ekosistem.
Komponen-komponen yang ada di dalam lingkungan hidup merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan membentuk suatu sistem kehidupan yang disebut ekosistem.
Berikut adalah contoh interaksi unsur-unsur lingkungan.
a.Pengaruh komponen fisik terhadap komponen biologi,
contohnya:
1)kondisi iklim memengaruhi persebaran vegetasi,
2) Hasil karya manusia sebagai lingkungan budaya dipengaruhi oleh lingkungan fisik, contoh membuat terasering pada lahan-lahan miring, menanami tanaman yang sesuai dengan kondisi tanah.
b. Pengaruh komponen biologi terhadap komponen fisik,
contohnya: keberadaan cacing dalam tanah membuat kondisi tanah menjadi gembur dan subur,
c.Pengaruh sumber daya manusia terhadap komponen fisik dan biologi, contohnya: manusia melakukan berbagai konservasi tanah dan air, manusia mengupayakan kelestarian flora dan fauna.
Selain contoh interaksi unsur-unsur lingkungan seperti di atas, contoh yang lain adalah unsur-unsur kehidupan yang ada di hutan. Ekosistem hutan merupakan sistem trofik yang pengaruhnya sangat besar bagi kehidupan manusia di mana pun berada. Interaksi unsur-unsur lingkungan dalam hutan berjalan seimbang dan serasi.
Interaksi unsur-unsur lingkungan secara global dapat kita amati pada interaksi manusia terhadap hutan. Dalam lingkungan hutan, kita dapat menemukan semua komponen lingkungan, baik fisik, biologi, maupun lingkungan budaya. Hutan juga mempunyai fungsi hidrologi yaitu sebagai daerah tangkapan hujan sehingga hutan mampu menyimpan air serta melindungi tanah dari bahaya erosi.