Unforgettable – adalah kata yang tepat untuk mendefinisikan segala macam hal yang terjadi pada saya selama kurang lebih dua puluh empat bulan di SMA Labsky alias Labschool Kebayoran. Kurang lebih tiga ratus hari saya menjalani hari-hari saya di gedung yang terletak di Jalan K.H Ahmad Dahlan ini. Setiap pagi, mulai pukul 6 pagi, kedatangan saya dan teman-teman selalu disambut oleh guru-guru dan pengurus OSIS yang berbaris rapi di gerbang hijau.
TAHUN I
Pertama kali masuk sebagai siswi SMA di Labsky pada bulan Juli 2009, tak dapat disangkal, saya merasa nervous menghadapi apa yang akan saya hadapi di masa SMA ini. Menjadi siswi SMA tentu jauh berbeda dibandingkan menjadi siswi SMP yang masih berada erat di bawah naungan bapak ibu guru yang memperhatikan. Namun beda halnya di SMA, saya dituntut untuk mandiri dan berdaya juang tinggi. Apalagi kehadiran saya di SMA Labschool langsung disambut dengan 3 hari dalam Masa Orientasi Siswa atau MOS, yang bisa dibilang, menegangkan. Mulai dari pembuatan nametag yang super-complicated, kegiatan-kegiatan yang beraneka rupa, ditambah lari pagi yang rutenya hampir tiga kali rute SMP. Beruntung, saya sudah terbiasa dengan segala macam kegiatan fisik tersebut karena sebelumnya saya bersekolah di SMP Labsky, sehingga tidak terlalu kaget seperti anak-anak lainnya. Meski berat, saya mendapatkan banyak manfaat dan hikmah di balik masa orientasi tersebut.
Di awal tahun ajaran baru, saya berada di kelas XF, yang merupakan kelas sementara sebelum penentuan murid-murid akselerasi. Bisa dibilang, keberadaan saya di kelas ini adalah sebuah ketidaksengajaan karena saya sebenarnya tidak memiliki keinginan untuk ikut program akselerasi, namun karena orang tua saya menyarankan saya untuk menerima tawaran tes psikotesnya, sehingga saya masuk ke kelas tersebut. Kira-kira sebulan kemudian, hasilnya keluar, dan alhamdulillah ternyata saya termasuk salah satu siswi yang lulus dan dapat mengikuti program akselerasi. Namun seperti yang saya tadi katakan, saya tidak memiliki keinginan untuk mengikuti program tersebut, sehingga saya tidak menerima tawaran tersebut dan dipindahkan ke kelas regular bersama beberapa siswa siswi lainnya. Alhasil, saya tergabung di kelas XE. Dengan wali kelas Bapak Eris, saya melewati kelas 1 SMA di kelas ini dengan sangat menyenangkan.
saya dan teman-teman XE |
Labschool memang terkenal akan segudang program akademik dan non-akademiknya. Setelah otak kami diperas di Ujian Tengah Semester, lalu mengikuti kegiatan PILAR (Pesantren Kilat) di bulan Ramadhan, kami bertemu dengan 3 hari yang sangat-sangat menegangkan yakni, pra-TO. Acara tersebut adalah persiapan menuju Trip Observasi dimana dalam 3 hari kami dilatih secara fisik dan mental, mulai dari lari pagi, pembuatan nametag TO, persiapan presentasi makalah, latihan yel-yel, pentas seni, dan adapula kegiatan bernama siaga tongkat yang menegangkan. Di kegiatan pra-TO itulah nama angkatan kami terbentuk: Nawa Drastha Sandyadira.
Beberapa minggu kemudian kegiatan Trip Observasi diselenggarakan. Kami, angkatan 9, mengunjungi sebuah desa di purwakarta bernama Kampung Pasir Muncang, dan tinggal di rumah penduduk selama 5 hari 4 malam. Saya tergabung di kelompok dengan nomor urut terakhir bernama Polo Palo, didampingi kak Icha dan kak Arum, dengan anggota: Ihsan, Heza, Dredha, Alya, Danti, Alyn, dan saya. Kami mendapatkan banyak pengalaman menyenangkan di kegiatan ini, mulai dari membajak sawah, mengumpulkan pita hijau, jaga vendel, mengumpulkan data penelitian (dimana kelompok kami mendapatkan tema mengenai golongan darah masyarakat Pasir Muncang, sehingga kami berkewajiban melakukan pengambilan sample darah dari 20 orang warga) , bahkan masak-memasak di rumah pun adalah salah satu hal yang paling tak terlupakan saat itu. Namun, di antara itu semua kegiatan favorit saya adalah penjelajahan, yakni kegiatan menjelajahi hutan dan pegunungan.
Setelah kami meraih peringkat ketiga dalam ajang Lintas Budaya, kelompok kami mendapat kesempatan untuk berangkat penjelajahan di urutan ke-3. Sayang sekali dikarenakan kondisi yang kurang sehat, Ihsan, ketua kelompok kami, tidak dapat ikut serta dalam penjelajahan ini sehingga digantikan oleh ketua sementara, Heza, yang pada ujungnya dinobatkan sebagai peserta terbaik di Trip Observasi. Hutan, sawah, sungai, dan halang rintang lain kami lewati bersama dengan riang gembira, sambil melewati pos-pos OSIS yang membuat perjalanan kami semakin menegangkan. Namun, hal yang paling tak terlupakan saat itu adalah: kehilangan sebelah sepatu. Yap , Allah subhanawata’ala telah menakdirkan saya untuk mendaki gunung dengan hanya sebelah sepatu. Hal tersebut disebabkan lumpur sawah di pos Bela Negara yang sangat pekat dan kental hingga membuat kami sangat sulit berjalan di dalamnya. Dan kesalahan nomor satu saya adalah: memilih sepatu PX Style yang saya beli di mayestik sebagai sepatu mendaki gunung. Entah kenapa sepatu tersebut tidak menempel erat di kaki saya sehingga terlepas dan tenggelam di lumpur (baca: hilang). Alhasil, setengah perjalanan selanjutnya saya lewatkan dengan hanya sebelah sepatu. Meski begitu, saya tetap semangat karena teman-teman yang menyemangati saya. Dan lucunya, setelah sampai di puncak gunung dan mandi di bawah guyuran dinginnya air terjun, saya membeli sepasang sandal jepit di sebuah warung, dan sayapun turun gunung dengan mengenakan sandal jepit.
Setelah lima hari di kegiatan Trip Observasi membuat kulit kami menjadi hitam, kami melewati akhir tahun 2010 dengan cukup damai. Meski di bulan November saya harus giat berlatih saman karena ada penataran yang diselenggarakan di akhir bulan November, namun alhamdulillah saya berhasil melewatinya dengan baik dan masuk ke Tim A. Begitu pula dengan Ujian Akhir Semester yang dilaksanakan bulan Desember, dapat saya lewati dengan cukup baik.
saya dan teman-teman XE (lagi) |
Awal tahun 2010 disambut dengan beranekaragam kegiatan. Di akhir Januari, saya dan teman-teman Nawa Drastha Sandyadira (disingkat: Nawastra) melaksanakan studi lapangan ke kota Bandung selama 2 hari 1 malam. Kami mengunjungi museum geologi, PT.Pindad, serta menelusuri wilayah Dago. Hari terakhir, kami seharusnya mengunjungi 2 tempat: Balai Inseminasi Buatan (BIB) dan Ciater. Namun, saya dan 3 orang teman saya meninggalkan rombongan saat berada di BIB untuk melanjutkan wisata kami di Bandung ! Saat rombongan meneruskan perjalanan ke Ciater dan pulang ke Jakarta , kami berempat dijemput saudara saya menuju apartemen teman saya, dan kami berwisata menelusuri Bandung .
Bulan Februari, saya mendapat kabar gembira bahwa Ekskul Tari Tradisional SMA Labschool Kebayoran diundang untuk ikut dalam Misi Kebudayaan di Romans Le Isere International Folklore Festival, Prancis. Ini merupakan kesempatan emas bagi saya sehingga saya tidak boleh melewatkannya. Orang tua sayapun sangat mendukung sehingga saya mendaftarkan diri ikut dalam acara ini bersama sekitar 30 orang lainnya. Untuk dapat menampilkan yang terbaik, tentu saja kami harus berlatih dengan giat. Sehingga mulai bulan Februari hingga bulan Juni kami melakukan latihan setiap hari Jumat pukul 13.00-17.00 dan Sabtu pukul 10.00-16.00 (selama total 5 bulan!!). Saya tergabung dalam kelompok A yang menarikan: tari Nandak Ganjen, tari Piring, tari Salama, tari Rapai, dan tari Saman.
Selain itu, semester 2 ini juga dipenuhi oleh program-program OSIS seperti Sky Battle, Sky Fest, dan lainnya. Kami siswa siswi kelas 10 membantu kakak-kakak OSIS dengan menjadi panitia cabutan di berbagai mascam program kerja mereka. Selain itu, bagi kami (kelas 10) yang ingin menjadi pengurus OSIS periode berikutnya, wajib mengikuti kegiatan LAPINSI yakni Latihan Kepemimpinan Siswa, dimana kami diberikan materi mengenai bagaimana menjadi seorang pemimpin. Setelah itu, kami harus menjalani TPO (Tes Potensi Organisasi) yang mencakup Tes Fisik, Tes Presentasi Makalah, dan Tes Agama. Alhamdulillah, saya dapat melewatinya dengan baik, dan saya lulus menjadi Calon Pengurus OSIS Periode Tahun 2010/2011. Setelah sekitar 56 orang terpilih, dilanjutkan dengan tes seksi yang diadakan oleh kakak-kakak OSIS per seksi sesuai jabatan yang diinginkan. Awalnya, saya mengikuti tes seksi Dana dan Logistik, dimana kami menjalani tes lapangan: garage sale, games, dan interview. Namun sayangnya, saya tidak lolos tes tersebut. Lalu saya memutuskan untuk ikut tes seksi Kesehatan dan Kemanusiaan. Alhamdulillah, saya lulus tes tersebut dan mendapat jabatan Kesmas 3.
Bulan Juni, kami bertemu dengan kegiatan yang merupakan cirri khas Labschool: Bina Mental dan Kepemimpinan Siswa (disingkat: BINTAMA) yang dilaksanakan di Grup I KOPASSUS, Serang. 5 hari (yang terasa seperti 5 tahun) kami lewati di bawah terik matahari yang menghanguskan kulit kami. Para prajurit KOPASSUS melatih kami seperti layaknya pelatihan militer. Kami dipertemukan dengan Pelajaran Baris-Berbaris (PBB), Navigasi Darat, Navigasi Laut, Life Survival (dimana pertama kalinya saya makan daging ular), serta Caraka Malam. Jika kami melakukan kesalahan, kami dihukum merayap di tanah, ataupun push up. Meski kami cukup menderita, namun kami tidak pernah menyesal mengikuti kegiatan ini.
Minggu ke 4 bulan Juni - Bintama selesai, Ujian Akhir Semester usai, segala macam perjuangan telah dilewati, minggu-minggu tersebut merupakan minggu paling damai yang saya pernah lewati. Ditambah dengan pengumuman dari ayah ibu saya saat penerimaan Rapor bahwa saya meraih peringkat I di kelas, subhanallahu alhamduliilaaaah!!! Beberapa hari menuju Trip Keliling Eropa. Namun kami masih memiliki satu kewajiban yaitu Malam Pelepasan Rombongan Misi Kebudayaan yang diselenggarakan di malam hari setelah terima rapor. Kami menampilkan tarian-tarian dan musik yang akan kami tampilkan di Festival nanti, di depan para orang tua siswa dan pimpinan sekolah. Alhamdulillah kami berhasil menampilkannya dengan baik.
Jumat 2 Juli 2010, saya dan rombongan Misi Kebudayaan berangkat menuju Dubai , dilanjutkan menuju kota Paris , dengan pesawat Emirates. Didampingi oleh ibu Epi (guru pendamping), kak Ayu (pelatih tari CIOFF), kak Amar (pelatih musik), dan kak Doni (Tour Guide) itu adalah pertama kalinya saya pergi ke benua Eropa sehingga saya sangat excited. Sesampainya di Paris, kami menuju kota Lyon , tempat festival diselenggarakan, dengan kereta TGV. Kami mengikuti kegiatan festival selama 7 hari. Alhamdulillah kami berhasil menampikan tarian-tarian dan musik Indonesia dengan baik, dan kami mendapatkan respon yang baik juga. Bahkan kami sempat mendapatkan standing applause dalam penampilan tari Saman kami saat opening dan closing ceremony. Pengalaman hari-hari itu sangat amat tak terlupakan. Ditambah dengan pertemuan kami dengan teman-teman dari Negara lain seperti Georgia , Mongolia , Peru , Nigeria , Belanda, dan lainnya. Meskipun ada pengalaman pahit ketika saya sedang menampilkan tari Piring di sebuah kota, terjadi kecelakaan dimana piring saya dan teman saya, Gunya, bertabrakan dan pecah, menyebabkan jari Gunya tergores cukup dalam, dan menyebabkan panggun berceceran darah. Namun hal tersebut tidak membuat semangat kami turun.
saya dan Aruna Chandrika di Romans Festival |
saya dan tim Nandak Ganjen di Romans Festival |
Setelah perjuangan kami dalam Romans Le Isere International Folklore Festival di kota Lyon selesai, kami melanjutkan perjalanan Tour ke Paris !!! Meskipun sedih karena harus berpisah dengan dormitory (tempat tinggal kami selama festival) dan teman-teman negara lain, namun kami gembira karena kami akan berkeliling Eropa. Hari pertama di Paris, kami mengunjungi Ecole Militaire, Des Invalides, Arc de Triomphee, Champ’s Elysees, Place de La Concorde, dan Eiffel Tower!! Lalu hari kedua kami bermain seharian di Euro Disneyland . Hari ketiga kami mengunjungi Istana Versailles, dan Museum Louvre. Beruntung, kami datang bersamaan dengan hari kemerdekaan mereka, sehingga kami mendapat kesempatan melihat parade darat dan udara di dekat museum tersebut, dan malamnya kami menyaksikan keindahan Fireworks di atas Eiffel Tower . Setelah itu kami melanjutkan perjalanan dari kota ke kota: Brussels – Amsterdam – Koln – Frankfurt – Blackforest – Lucerne – Mount Titlis – Milan – Venice – Florence – Pisa – Rome – Dubai – dan kembali ke Jakarta pada 24 Juli 2010.
Saya dan rombongan misi kebudayaan |
Tahun II
Awal tahun pelajaran kelas 2 SMA, saya tergabung di kelas XI IPA 1. Karena tour ke Eropa menyebabkan saya ketinggalan 2 minggu awal sekolah, saya harus mengejar ketertinggalan saya. Saya juga ketinggalan latihan lari pagi lintas juang sehingga saya harus mengejarnya.
Bulan Agustus, sekolah kami dimarakan dengan persiapan Sky Avenue , proker terbesar OSIS. Saya menjadi panitia cabutan kebersihan (baca: gadsam), alhamdulillah, kegiatan berjalan dengan lancar. Lalu pada tanggal 9 Agustus, saya dan teman-teman Calon OSIS bersama OSIS Ksatrianala Sagrayudha melakukan Lari Lintas Juang dari TMP Kalibata ke SMA Labschool Kebayoran sejauh 17 km. setelah itu kami membentuk formasi di lapangan hijau dan kami dikukuhkan menjadi calon pengurus OSIS, dan dilantik pada 17 Agustus 2010 bersamaan dengan HUT RI ke-65. Hari itu terbentuklah OSIS Dranadaraka Wiraksaka dan MPK Bathara Satya Hayaskara.
Saya dan OSIS Dranadaraka Wiraksaka setelah Lintas Juang |
Hari-hari kelas 2 SMA saya lewati dengan berbagai macam kegiatan. Di kelas 11 ini, selain ekskul Tari Tradisional, saya bergabung dalam ekskul Futsal Putri, yang dilatih oleh Bapak Pratikno. Ini merupakan hal yang baru untuk saya meskipun saya masih sangat amatir dan tidak berpengalaman, namun saya sangat senang menjalaninya.
Setelah sukses melaksanakan beberapa program kerja seksi Rohani Islam di bulan Agustus-September, OSIS Drakara bertugas mendampingi kegiatan Trip Observasi 2010. Sehingga untuk kedua kalinya kami mengikuti kegiatan ini, namun sebagai pendamping. Saya bersama Adis bertugas mendampingi kelompok yang dibimbing oleh Sensei Juli. TO tahun ini tidak kalah seru dari tahun sebelumnya. Pada malam hari, saya bersama pengurus OSIS lainnya bergantian shift berkeliling rumah-rumah untuk mengecek petugas penjaga vendel dari setiap kelompok. Lalu pada penjelajahan, setiap seksi berjaga di posnya masing-masing, sehari sebelumnya, saya ditugaskan oleh pak Afdar untuk ikut dalam membuka jalur penjelajahan. Alhasil, saya dan beberapa teman lainnya didampingi pak Afdar, berangkat membuka jalur untuk dilewati peserta TO esok harinya. Di suatu sawah yang akan dijadikan pos Bela Negara, saya dan 3 orang lainnya dikerjai pak Afdar, untuk menguji coba tes yang akan diperintahkan ke peserta esok harinya yakni merayap, dan push up di lumpur, yang menyebabkan badan kami basah dan kotor oleh tanah dan Lumpur, sehingga sesampainya di air terjun kami langsung bersih diri. Keesokan harinya, saya dan rombongan OSIS berangkat terlebih dahulu untuk menempati pos masing-masing. Pos seksi Kesehatan dan Kemanusiaan berada di posisi pos terakhir, sehingga cukup jauh kami berjalan, hampir 4/5 jalur penjelajahan. Di ujung kegiatan pernjelajahan, hujan turun dengan sangat deras sehingga peserta yang masih dalam perjalanan harus mengenakan ponco. Kami para OSIS yang tidak membawa ponco terpaksa berjalan di bawah guyuran derasnya hujan. Berhubung jalan yang kami lalui adalah sawah, dan tergeang air Lumpur, kami tidak dapat membedakan jalan dengan got. Alhasil, kaki saya berkali-kali terjerembab dalam saluran air. Meski begitu, kegiatan tersebut berjalan dengan sangat menyenangkan.
Saya dan teman-teman saat Trip Observasi 2010 |
Awal tahun 2011, bulan Januari, kami makin sibuk dengan persiapan Sky Battle dan Sky Fest. Diselingi dengan kegiatan Studi Lapangan ke Yogyakarta pada akhir Januari. Saya bersama teman-teman Nawastra yang dibagi menjadi dua kloter keberangkatan, berangkat ke Yogyakarta naik pesawat. Di sana kami mengunjungi Keraton Yogyakarta, Akademi Angkatan Udara, Candi Prambanan, Malioboro, PT. Air Mancur, PT. Sritex, UGM, dan SMA Muhammadiyah 1. Kami juga mengunjungi Sendatari Ramayana, dimana saya dan teman-teman Aruna Chandrika (nama ekskul tari tradisional angkatan nawastra), menampilkan tarian Zapin dan Saman. Perjalanan studi lapangan ini sangat menyenangkan meskipun saya sempat sakit di hari kedua.
Saya dan teman-teman Nawastra di Yogya |
Saya dan teman-teman panitia di Sky Battle 2011 |
Saya dan teman-teman XI IPA 1 di Tanjung Lesung |
Bulan April dan Juni kami disibukkan dengan Ujian Akhir Semester yang semakin berat, namun alhamdulillah saya berhasil meraih peringkat ke-3 di kelas. Sebelum libur, saya dan teman-teman kelas XI IPA 1 pergi ke Tanjung Lesung dalam rangka perpisahan kelas, karena setelah ini kami akan berpisah dan naik ke kelas 12. Saya naik kelas dan masuk ke kelas XII IPA 1. Di kelas 12 ini, kami sudah mulai disibukkan oleh bimbel-bimbel dan persiapan karya tulis. Saya mendaftarkan diri ke bimbingan belajar benama INTEN di jalan Sambas. Selain itu, Kami juga disibukkan dengan latihan lari lintas juang, dan kami melaksanakan lari lintas juang pada 24 Juli 2010. Yang paling menghebohkan sekolah adalah persiapan menuju Sky Avenue 2011 yang merupakan program kerja terbesar OSIS Dranadaraka Wiraksaka. Saya sebagai panitia Charity dan dana cabutan, tidak lepas dari tangggung jawab dalam mencari dan mengumpulkan dana untuk mensukseskan Sky Avenue , mulai dari mencari sponsor, mengamen, garage sale, berjualan kue, dan sebagainya. Hingga akhirnya kami mencapai hari-H.
Saya dan teman-teman Drakara pada 17 Agustus 2011 |
Saya dan teman-teman setelah lepas jabatan |
oleh : INAS RARAS MAHENINGTYAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar