Nama saya Gendis Sekarnegari Putri, tapi biasa dipanggil Adis oleh kebanyakan orang. Sudah 2 tahun saya mengenyam pendidikan di SMA Labschool Kebayoran. Walaupun saya berasal dari SMP yang sama, pengalaman yang saya dapatkan di SMA sangat jauh berbeda, dari segi akademik maupun non-akademik. Saya senang menjadi siswa Labsky. Selain karena tentunya sekolah ini unggulan, saya memang ingin sekolah disini. Lingkungannya kondusif untuk belajar, teman-teman dan guru-gurunya sangat baik dan koperatif, kegiatannya pun banyak sehingga tidak melulu belajar.
Seperti sekolah lainnya, minggu pertama masuk diisi dengan MOS selama 3 hari –dimana hal tersebut merupakan hal yang melelahkan dan penuh keluhan. MOS diisi dengan materi-materi yang memperkenalkan seperti apa Labsky dan mempersiapkan kita untuk belajar disana. Banyak kegiatan berkelompok yang menuntut teamwork agar kita cepat mengenal satu sama lain. MOS selama 3 hari pun selesai dan dilanjutkan dengan Expo Ekskul yang merupakan acara demo dari masing-masing ekskul. Waktu itu saya tertarik bergabung dengan tari tradisional dan komunitas LAMURU –2 aktivitas yang nantinya sangat saya nikmati.
Bulan-bulan pertama di SMA diisi dengan kekagetan-kekagetan akan nilai. Karena nilai banyak yang remedial dan jeblok jauh dari SMP. Materinya lumayan susah dan rinci, soal ulangannya analisis pula. Saya benar-benar tidak terbiasa. Kemudian, di bulan Ramadhan ada kegiatan wajib kedua yaitu PILAR atau pesantren. Seluruh siswa kelas 10 wajib mengikuti selama 3 hari. Setelah PILAR selesai, kami semua belajar di kelas seperti biasa. Baru saat itulah saya terbiasa dengan pelajaran di SMA, saya mulai menemukan cara belajar yang cocok walaupun masih ada nilai yang remed –karena saya memang tidak suka pelajarannya.
Akhirnya sampailah pada TO (Trip Observasi) di bulan Oktober. TO diawali dengan PRA-TO selama 3 hari di sekolah. PRA-TO adalah kegiatan yang sangat menyebalkan bagi saya karena selama 3 hari itu kelas 10 tidak lain dan tidak bukan benar-benar dimarahi dan dikerjai oleh kakak OSIS. Kami mengecat tongkat dan membuat nametag yang nantinya akan digunakan saat TO. Hari terakhir PRA-TO paling klimaks tentunya, dimana ada peristiwa barikade yang sangat menyebalkan dan tidak penting (tapi sewaktu jadi OSIS saya pun menikmatinya haha). Akhirnya berakhir pula lah PRA-TO selama 3 hari pada tanggal 17 Oktober 2010, saya sangat ingat tanggalnya karena di hari itu lahirlah nama angkatan saya yaitu Nawa Drastha Sandyadira yang berarti ‘angkatan 9 yang bermahkotakan persatuan yang kokoh’ dan terbentuklah 3 ketua angkatan saya yaitu Nabel, Danto dan Olaf. Pada hari itu saya lebih menyayangi angkatan saya dan sejak saat itu kami tumbuh lebih erat. Minggu depannya TO dimulai. TO angkatan kami dilaksanakan di desa Pasir Muncang, Purwakarta.
Pasir Muncang merupakan wilayah yang menyenangkan, penduduknya ramah dan keripik singkongnya enak! Kami tinggal di rumah Pak Udung, seorang bapak yang profesinya adalah bertani. Pak Udung sangat baik karena membiarkan rumahnya diacak-acak dan diambil alih oleh kami. Saya satu kelompok dengan Andry, Ojan, Eldwin, Dio, Thaya, Wina dan Bibil, kelompok kami bernama Cakalele dan diketuai oleh Andry. Kelompok ini sangat seru sekali. Ada Eldwin yang merupakan sumber pita hijau dan jago masak ternyata, Cakalele selalu makmur dan tidak pernah kekurangan makanan berkat Eldwin. Ojan juga jago bikin sambal, sangat pedas tapi bikin nagih. Kelompok kami dibimbing oleh Kak Dania, Kak Faiz, dan Pak Helfizon. Bagian favorit saya dari TO ini adalah keripik singkongnya yang sangat sangat sangat enak dan penjelajahannya! Penjelahan dilaksanakan di hari keempat, satu hari sebelum TO berakhir. Kelompok kami mendapat urutan jalan ke 13 karena tiba di tempat berkumpul sebagai kelompok yang ke-13. Urutan tersebut cukup menguntungkan karena ada kelompok di depan sebagai acuan, tapi tidak terlalu belakang juga –yang bisa jadi sangat merugikan. Penjelajahan dimulai pukul 7.30 melewati rute yang sama sekali baru dan hutan lebat. Kami membawa perbekalan cukup banyak untuk berjaga-jaga di jalan. Ada pos sxn, BN, kesmas, rohis, dan edukasi. Pos paling menguntungkan bagi saya adalah pos rohis karena berada di air terjun, kami bisa sambil membersihkan badan dan makan popmie. Itu adalah satu-satunya waktu istirahat dari seluruh kegiatan penjelajahan. Bagian paling menyenangkan juga adalah ketika melewati kebun teh yang sangat luas dan hijau. Sejauh mata memandang hanya kebun teh, sejuk dan senang sekali rasanya. Kami semua sudah capek waktu itu, padahal ternyata baru setengah perjalanan. Masih ada pos kesmas dan edukasi yang belum dilewati. Setelah melewati 2 pos tersebut kami bertemu dengan 2 grup lain dan berjalan bersama-sama ke kampung. Kami baru tahu kalau rute penjelajahan sekitar 20km………… Rumah kami termasuk sering dijadikan tempat berkumpul oleh anak-anak lain juga, rumah kami selalu ramai karena tempatnya yang strategis. Setiap malam hari, kami satu angkatan dikumpulkan di pusat desa dan menampilkan pensi masing-masing. TO adalah kegiatan di Labsky yang paling seru dan tidak akan pernah saya lupakan.
Setelah TO selesai kegiatan belajar lanjut lah seperti biasa. Tidak terasa sudah semester 2, saya harus melewati Bintama di akhir bulan Juni. Bintama dilaksanakan di Grup 1 Kopassus Serang. Saya sudah pernah mengalami Bimensi di SMP dan Bintama tidak jauh berbeda. Bagian yang paling diingat tentunya jurit malam, karena kelompok saya giliran pertama waktu itu jadi belum terlalu malam. Kelompok saya hampir tersesat, tapi untungnya kami tidak jadi melewati pos yang katanya ada ‘sesuatu’-nya. Jadi tersesat tidak
selalu rugi hehehe :). Semester 2 ini cukup berat karena selain harus fokus untuk penjurusan kelas 11, saya harus focus latihan juga untuk misi budaya ke Perancis. Misbud ke Perancis adalah salah satu momen hebat dalam hidup saya karena saya bisa ke Eropa untuk pertama kalinya. Kami berlatih selama hampir 5 bulan untuk membawakan 8 jenis tarian. Respon penonton disana sangat luar biasa!!! Kami mendapat standing ovation 2 kali! Masyarakatnya sangat menghargai seni. Kami juga mendapat teman dari banyak negara, penampilan yang paling saya sukai adalah Georgia dan Chili, negara yang tidak terlalu banyak dikenal tapi ternyata mereka memiliki budaya yang mengagumkan. Kami juga belajar disiplin dari orang sana karena tourguide kami sangat tepat waktu. Setelah festival selesai, kami berkeliling Eropa atau yang lebih suka kami sebut Eurotrip! Kami jalan dari Paris di utara sampai Roma di selatan. Semuanya memberikan pengalaman yang menakjubkan. Penampil seni jalanan di sana sangat apik, tidak seperti pengamen disini yang asal-asalan. Mereka benar-benar menampilkan seni dan menghargainya.
Alhamdulillah karena usaha dan doa saya dapat jurusan IPA dan masuk OSIS. Kelas 11 juga masa-masa yang tidak terlupakan, karena kelas saya asyik sekali waktu itu: 11 IPA 1. Anak-anaknya suka bawa bekal dan kompak sekali. Tujuan studi banding kelas 11 adalah Jogja, kami disana selama 3 hari. Saya dan tim tari tradisional berkesempatan tampil di Sendra Tari Ramayana! Semester 4 cukup berat, selain harus mempertahankan nilai, saya sebagai panitia SkyBattle’11 dan SkyAvenue’11 harus menyiapkan kedua acara tersebut. Alhamdulillah, keduanya sukses besar. Terbayarkan oleh surplus besar-besaran dan kepuasan panitia serta penonton.
Tiba lah waktu saya di kelas 12 sekarang ini, dimana saya harus mempersiapkan diri untuk UAN dan masuk universitas tahun depan. Semoga pelajaran-pelajaran yang saya dapatkan di SMA Labschool Kebayoran ini bisa saya manfaatkan di universitas dan fakultas yang saya inginkan nantinya amiiiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar