Nama saya Sheila Amalia Saleh, saat ini saya telah berumur 18 tahun, murid dari kelas XII IPA 1. Sudah tiga tahun yang lalu yaitu pada tahun 2008, sejak pertama kali saya menginjakkan kaki di SMA Labschool Kebayoran. Saya yang berasal dari SMP Labschool Kebayoran tidak merasa begitu asing ketika memasuki lingkungan SMA Labschool Kebayoran yang gedungnya bersebelahan dengan gedung SMP. Rasanya seperti naik kelas karena hampir setengah dari jumlah satu angkatan berasal dari SMP labschool kebayoran juga seperti saya. Namun saya tetap bersemangat mengingat akan bertambah banyak teman baru, aktifitas baru, lingkungan baru, pengalaman baru dan dunia baru.
Awal-awal masuk kelas sepuluh, yaitu di awal bulan Juli, satu angkatan heboh dengan kegiatan MOS yang berlangsung selama tiga hari. Para peserta dibuat sibuk dengan ketentuan dan syarat menjadi peserta MOS yang ditentukan oleh OSIS dan para guru. Pada saat itu OSIS MPK yang menjabat adalah angkatan enam atau kakak kelas tiga. Setiap siswa laki-laki wajib memotong rambutnya dengan panjang yang ditentukan sekitar sepatu nol sampai sepatu dua, sementara setiap siswi sibuk mengumpulkan aksesoris rambut yang ditentukan dari mulai bentuk dan warna juga harus seragam. Setiap kelompok dari satu angkatan di bagi antara 14 sampai 15 orang, saya masuk ke kelompok satu yang nantinya di akhir kegiatan kelompok kami terpilih sebagai kelompok terbaik. Setiap kelompok sibuk membuat nametag dengan bentuk yang ditentukan para OSIS, dimana bentuk dan warna tersebut memang dirancang sedemikian rumitnya, belum lagi para OSIS menyiapkan teka teki dalam menentukan menu makanan setiap harinya untuk satu angkatan. Kadang sulit dicari kadang kami salah mengartikan teka-teki tersebut. Lalu pada hari-hari berlangsungnya MOS kami dibiasakan dengan kegiatan olahraga lari pagi yang menjadi kegiatan rutin setiap jumat pagi, makan komando, baris berbaris, tampil didepan, dan menghadiri berbagai macam presentasi. Para OSIS bertugas menertibkan dan mengatur berlangsungnhya acara MOS, dari mereka kami didisiplin kan, di ajak nyanyi menari, di ajak serius, dan lain-lain. Dengan sendirinya para peserta menjadi saling kenal dan dekat satu sama lain. Begitu pula antar peserta, guru dan anggota OSIS MPK. Setiap rasa canda, tawa, haru, gelisah, sedih, kesal, senang menjadi kenangan awal kami bersekolah di SMA Labschool Kebayoran.
Kemudian masuklah masa masa awal masuk kelas sepuluh, dimana pembelajaran dimulai. Berkenalan dengan kelas baru yaitu X-A dan wali kelasnya Bu Novi. Di awal tahun jujur saja saya tidak merasa kelas ini akan menjadi sangat kompak satu sama lain, namun seiring berjalannya waktu, kami sering mengadakan acara diluar sekolah bersama-sama dimulai dari jalan bareng, ke puncak, ke dufan, buka puasa, mengunjungi rumah Bu Novi yang saat itu baru melahirkan, dan terus mengadakan acara jalan bersama yang tidak berhenti sampai refleksi kelas X-A yang pada saat itu kami adakan di Puncak, namun sampai tiga tahun kedepan! Kami menjadi bersahabat.
Saya sadari saat kelas sepuluh ini yang menentukan kontribusi-kontribusi apa yang akan saya berikan kepada sekolah di tiga tahun mendatang. Awalnya adalah menjadi murid yang baik dan tekun juga dalam meniti cita-cita maka saya berusaha untuk dapat masuk ke jurusan IPA di kelas dua, selain itu dengan menjadi anggota OSIS, lalu mengikuti beberapa lomba dan kegiatan yang diadakan SMA Labschool Kebayoran sendiri, mengikuti kegiatan ekstrakulikuler dan komunitas sekolah, lalu diluar sekolah saya sudah berniat untuk mengikuti seleksi pertukaran pelajar yang diadakan oleh Bina Antar Budaya Indonesia sejak SMP yang memang hanya bisa diikuti dari kelas 10 saja.
Maka saya mulai dari mengikuti kegiatan-kegiatan seleksi untuk menjadi anggota OSIS diawali dari kegiatan wajib setiap murid kelas sepuluh yaitu pesantren, Pra-Trip Observasi, Trip Observasi, dan BINTAMA. Lalu bagi siswa untuk mengikuti seleksi anggota OSIS dan MPK yaitu Lapinsi (Latihan Kepempimpinan Siswa), TPO, dan Lari Lintas Juang sebagai tahap akhir. Untuk lolos seleksi para guru dan anggota OSIS maupun MPK akan menilai dan merapatkan para peserta dari keaktifannya dan dari berbagai macam aspek. Di bulan Agustus 2008 itu, OSIS MPK angkatan 6 regenerasi lepas jabatan digantikan dengan angkatan dibawahnya di acara meriah yang diadakan setiap tahunnya yaitu di hari kemerdekaan. Maka sejak itu kami dibimbing oleh OSIS MPK di angkatan 7.
Pesantren diadakan di bulan ramadhan dan kami menginap semalam di sekolah, satu angkatan di pisahkan antar siswa dan siswi lalu di kelompokkan. Kegiatan kami berputar solat fardu berjamaah, solat tarawih, solat tahajud, solat witir, membaca al-quran bersama sama, ESQ dan sebagainya.
Lalu Pra-Trip Observasi, dimana kami sedikit dikembalikan seperti peserta MOS dengan ketentuan rambut, nametag, dan jenis makanan hanya saja OSIS bersikap lebih disiplin terhadap kami, karena kami dituntut kompak, tegas, tangkas, sigap dan semangat sebagai angkatan, kelompok dan individual dalam menghadapi Trip Observasi di Purwakarta mendatang. Kegiatan ini juga menjadi kegiatan khas SMA Labschool yang dilaksanakan selama tiga hari dan menurut saya salah satu kegiatan yang paling seru. Di kegiatan Pra-Trip Observasi ini dipilih dari 10 kandidat siswa untuk menjadi ketua angkatan, para siswa laki-laki di kumpulkan dan oleh para guru dan OSIS diberikan tugas masing-masing dibawa keluar dari acara Pra-Trip Observasi tersebut, sampai akhirnya muncul tiga kandidat terkuat yang menjadi ketua angkatan kami, ketua umum dan ketua satu serta ketua dua angkatan. Yaitu Emir, Jodhi dan Mitra. Mereka bertiga bertugas untuk menyatukan kami sebagai angkatan. Kami banyak diberikan tugas bersama angkatan maupun kelompok, dari mulai membuat name tag yang jauh lebih rumit dari name tag MOS karena saat itu dasar dari name tag tersebut di anyam, lalu membuat yel-yel angkatan yang diciptakan oleh OSIS dari seksi kesenian dimana pada saat ini saya ingat ketua angkatan lah yang pertama kali diajarkan dan bertugas mengajari satu angkatan kami, pertama kali kami perdana menyanyikan yel-yel angkatan kami di lapangan berkumpul satu angkatan kami di hadapan kelas dua dan kelas tiga, dan yel-yel kelompok yang kami buat sendiri, kami juga belajar masak-memasak untuk mempersiapkan bagaimana kami akan memasak nanti di Trip Observasi, kemudian membuat tongkat satu angkatan yang di desain oleh seksi kesenian dimana kami harus mencat nya dan merancangnya sama persis dengan desain para OSIS tersebut, dan lain-lain. Di kegiatan ini lah kami menjadi saling kompak antar angkatan dan dengan OSIS MPK angkatan diatas kami yang baru menjabat, OSIS Diwakara Balasena.
Setelah tiga hari Pra-Trip Observasi, dilanjutkan dengan Trip Observasi yang dilaksanakan di desa Pasir Muncang, Purwakarta. Kami berkumpul di sekolah dengan lengkap seragam putih abu berdasi, para siswa sudah kembali botak, sementara para siswi di kuncir panjang dengan aksesoris rambut berwarna warni. Setiap siswa sudah memiliki tongkat Trip Observasi masing masing dengan motif yang serupa setelah kami cat bersama-sama saat Pra-Trip Observasi. Juga dikalungi name-tag yang kami buat bersama-sama kelompok. Kami berangkat dengan bus berbondong-bondong. Rencananya, disana kami akan tinggal didalam rumah orang-orang desa, setiap kelompoknya ditemani masing-masing dua OSIS sebagai mentor kami. Lima hari Trip Observasi kami dipenuhi kegiatan-kegiatan seru dari subuh sampai larut. Dimulai dari setiap kelompok berlomba dalam mengumpulkan pita hijau dan merah dari para OSIS untuk menjadi kelompok terbaik, untuk mendapatkannya kami harus memenuhi tantangan dari OSIS tersebut. Lalu setiap harinya kami bergantian yang tinggal di rumah untuk memasak dan beberes rumah menemani penghuni rumah. Lalu ada lagi kegiatan penjelajahan yaitu keliling masuk ke sawah sampai perbukitan lalu ke air terjun melewati pos pos OSIS, lalu bakti sosial di desa, penelitian, keliling desa dengan baju daerah, menjaga vendel saat larut sebelum tidur, ikut bekerja dengan bapak ibu pemilik rumah, api unggun, pentas seni di malam hari, senam di pagi hari dan lain-lain. Salah satu kegiatan terseru lainnya.
Setelah itu kami menjalani bersama BINTAMA atau Bina Mental Siswa yang diadakan dengan angkatan darat di Batu Djajar dan dilanjuti di Lembang. Kegiatan ini dilaksanakan selama lima hari, dimana yang biasanya kami dibina guru dan OSIS, disana kami dibina sepenuhnya dengan para angkatan darat dengan cara mereka. Kami lebih didisiplini, dari berjalan, makan, berbicara. Disana kami di latih mental, sopan santun, dan banyak lainnya.
Sebagai salah satu bentuk kontribusi lainnya adalah dengan mengikuti klub dan ekstrakulikuler sekolah, yaitu LAMURU atau Labsky Percussion and Drum Community dan ekskul saman. Dengan mengikuti komunitas LAMURU kami di tahun pertama seringkali ke sekolah untuk latihan ritme bersama pelatih kami yang juga alumni angkatan ke dua, Kak Abe. Lalu setelah beberapa lama kami semakin mahir memainkan pattern per pattern, kami mulai tampil di acara-acara sekolah maupun acara luar sampai di liput televisi, membawa nama LAMURU yang hanya ada di Labschool Kebayoran. Dan ditahun pertama di ekskul saman, kami di latih pergerakan saman oleh kakak kelas di tahun ketiga yang ditemani dengan kakak-kakak tahun kedua, dan dengan pelatih samannya sendiri yang juga alumni. Setelah dilatih, kakak-kakak akan menentukan tanggal untuk mengetes kami bersamaan dengan hari regenerasi dari kakak tahun ke tiga ke kakak tahun ke dua. Dari ekskul kami sendiri, ada satu kegiatan dari tahun ketahun dari organisasi CIOFF yang mengajak kami tampil tari tradisional di festival internasional. Bagi mereka yang diizinkan oleh orangtua mereka untuk ikut perjalanan ini, mulai latihan tarian-tarian tradisional yang dipilihkan CIOFF selama empat bulan, sementara bagi mereka yang tidak akan terus latihan saman dengan kakak senior saman. Festival yang akan kami hadiri dilaksanakan di Jerman berlangsung selama empat hari. Empat bulan latihan dengan jadwal yang ketat setiap minggunya, kami berangkat di bulan Juni 2009 kenaikan kelas sebelas. Yang berlangsung hampir selama tiga minggu yang dilanjuti dengan trip keliling Eropa.
Diluar kegiatan sekolah saya ikut mengkontribusikan sekolah dengan mengikuti seleksi pemilihan murid untuk berangkat pertukaran pelajar dengan organisasi Bina Antar Budaya. Dari 1000 peserta seleksi yang ikut di chapter Jakarta saja, dari hasil lima tahap seleksi, keluarlah peserta sejumlah 24 murid yang siap berangkat dan saya salah satunya. Sementara dari seluruh Indonesia sendiri dari 18 chapter, dari 8000 total peserta nasional berhasil 125 peserta dari nasional yang lulus yang pada tahun 2010/2011 akan diberangkat kan ke Eropa dan Amerika Serikat dengan dua program yaitu AFS dan YES. Inilah mengapa saya kembali sebagai murid kelas tiga lulus dengan angkatan dibawah saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar