Awal bulan Juli pada tahun 2009 saya resmi menjadi murid SMA Labschool Kebayoran. Sama seperti layaknya murid-murid lain, saya mengikuti pra MOS terlebih dahulu. Pada pra MOS terebut kami diberitahukan barang dan pahan apa saja yang harus dibawa dan dibikin untuk keperluan MOS, mulai dari ketentuan nametag, rambut, pakaian, makanan, dan lain-lain. Usai pra MOS, saya dan dua teman saya langsung bekerja sama dalam membuat nametag yang pada saat itu menurut saya adalah nametag tersusah yang pernah saya buat. Bisa dibilang saya orang baru di lingkungan ini, karena saya berasal dari luar SMP Labschool. Saya cukup kaget melihat semua ketentuan yang menurut saya sangat menyusahkan. Kemudian lusanya kami seluruh murid SMA Labschool Kebayoran wajib untuk mengikuti MOS (Masa Orientasi Siswa) pada hari Senin, Selasa, dan Rabu.
Pada ketiga hari tersebut pagi harinya kami harus megikuti aktivitas lari pagi. Mulai kumpul di sekolah pukul 5.30 pagi. Karena saya tidak terbiasa lari pagi secara rutin, saya merasa sangat kelelahan setiap melakukan aktivitas ini, saya selalu belakangan sampai sekolahnya. Setelah aktivitas lari pagi, kami harus berganti pakaian dengan cepat karena waktu yang diberikan sangat sedikit. Dengan badan yang masih berkeringat saat itu saya sudah harus mengikuti kegiatan MOS lainnya. Tiba waktunya makan siang, makanan yang sudah ditentukan haru dibawa dengan benar, dan kami harus menghabiskan seluruh makanan tersebut dalam waktu yang ditentukan oleh kakak OSIS, menurut saya waktunya sangat singkat. Kegiatan MOS ini sangat menguras energi. Setelah MOS selesai, diumumkanlah kelas-kelas tetapnya, ternyata saya terdapat di kelas XB.
Awalnya, saya kurang nyaman di kelas tersebut karena tidak ada yang saya kenal, semuanya asing, lama kemudian saya mulai bersosialisasi dengan teman-teman sekelas. Saya mulai merasa senang berada di kelas tersebut,teman-teman di XB sangat menyenangkan dan berbaur satu sama lain. Wali kelas saya selalu memberitahukan bahwa di kelas sepuluh ini sangat melelahkan karena terdapat banyak sekali acara-acara wajib yang harus kami ikuti.
Mulai dari acara kerohanian yang diadakan pada bulan Ramadhan, yaitu pesantren kilat atau yang disebut PILAR yang diadakan di lingkungan sekolah. Di PILAR ini sama seperti layaknya pesantren kilat lainnya, berisi kegiatan seperti seminar kerohanian, kultum, tadarus, dan ada kegiatan menyenangkannya yaitu outbound di dalam sekolah. Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari 2 malam menginap di sekolah. Pada hari ketiga saya merasa lega karena 1 kegiatan sudah saya lalui dengan baik.
Kegiatan wakib berikutnya adalah Trip Observasi atau TO. Disini kami menghabiskan waktu yang lumayan lama, 5 hari, dan lokasi kegiatan ini juga jauh yaitu di Purwakarta. Sebelum mengikuti kegiatan TO, kami diwajbkan mengikuti kegiatan pra TO terlebih dahulu. Kami dipecah menjadi banyak kelompok, satu kelompok terdiri dari 8 atau 9 orang. Pada pra TO, kami diharuskan membuat tongkat, nametag, presentasi perkiraan makalah TO, dalam waktu 3 hari. Hari pertama ada dua kegiatan yaitu tongkat dan nametag. Nametag yang harus kami buat jauh lebih sulit daripada nametag pada saat MOS, dikarenakan desain dan ketentuan yang lebih rumit dan juga karena hanya setengah dari kelompok yaitu 4 orang harus membuat nametag untuk seluruh anggota kelompok, sebagian anggota lainnya harus mengecat tongkat untuk seluruh anggota kelompoknya juga. Setelah tongkat dan nametag selesai, keesokan harinya ada kegiatan presentasi yang dibuat oleh masing-masing kelompok mengenai penelitian yang akan dilakukan pada saat TO. Pada hari ke 3 pra TO kami diharuskan membuat sebuah pensi yang ketentuan pensinya sudah ditentukan oleh kakak-kakak OSIS. Setiap kelompok menampilkan seluruh kreativitasnya dalam pentas seni tersebut. Setelah pensi selesai, kami seluruh angkatan 9 dikumpulkan dan tiba saatnya peresmian nama angkatan kami oleh kakak-kakak senior kami. Dan terbentuklah angkatan 9 dengan nama Nawa Drastha Sandyadira atau yang disingkat Nawastra, dan penetapan 3 ketua angkatan yaitu Nabel, Olaf, dan Danto.
Setelah pra TO selesai, minggu depannya kami melaksanakan kegiatan TO. Berangkat hari Kamis pagi hari, siang hari kami sampai di purwakarta. Disana kami tinggal bersama keluarga yang sudah ditentukan, setiap hari kami ditugaskan untuk meneliti peneliatian yang sudah ditentukan, menyiapkan pensi yang akan tampil malam harinya, piket menjaga rumah dan memasak makanan, dan juga mengumpulkan pita hijau yang bisa didapat dari kakak-kakak OSIS. Semakin banyak pita hijau yang kami kumpulkan, di akhir kegiatan ini akan diberi penghargaan sebagai kelompok terbaik. Selain itu, di hari ke 4 kami harus mengikuti penjelajahan yang menurut saya itu ada bagian paling melelahkan dan paling menyenangkan. Kami menuju pos-pos yang terdapat dalam hutan dan kebun-kebun disekitar desa. Di setiap pos kami diberi tugas yang berkaitan dengan seksi bagian OSIS yang terdapat di pos tersebut. TO sangat mengesankan, ternyata di hari terakhir kami semua tidak mau pulang, dan ingin tetap tinggal disana. Setelah semua kegiatan terlaksana, kami akhirnya pulang menuju Jakarta. Saya semakin lega, kegiatan kedua selesai.
Setelah 1 semester kami lalui, diawal semester 2 seluruh murid kelas sepuluh harus mengikuti studi lapangan yang berlokasi di kota Bandung. Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari 1 malam. Studi lapangan ini berisi kunjungan ke beberap tempat yang berhubungan dengan pelajaran, salah satunya Balai Inseminasi Buatan yang berkaitan dengan pelajaran biologi. Studi lapangan ini merupakan kegiatan sekolah yang menyenangkan menurut saya, karena selain belajar kami juga diberikan waktu free time untuk berbelanja, dan diadakan juga malam keakraban angkatan disana. Setelah kegiatan studi lapangan berakhir, kami ditugaskan berkelompok untuk membuat makalah yang berkaitan dengan setiap kunjungan di Bandung.
Kegiatan selanjutnya yaitu LAPINSI (Latihan Kepemimpinan Siswa). Kegiatan ini bukan merupakan kegiatan wajib, karena siapa saja boleh mengikuti kegiatan ini atau tidak, tetapi yang ingin menjadi OSIS disarankan mengikuti kegiatan ini. Karena saya ingin menjadi OSIS untuk tahun ajaran berikutnya, saya mengikuti LAPINSI. Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari yang berlokasi di aula lantai 4 SMA Labschool Kebayoran. Kegiatan ini berisi berbagai seminar yang berkaitan dengan kepemimpinan. Saya diajarkan banyak hal untuk menjadi seorang pemimpin. Selain seminar, diadakan juga permainan-permainan yang masih berkaitan dengan kepemimpinan tentunya.
Setelah kegiatan LAPINSI, bagi yang ingin menjadi bagian dari OSIS diharuskan mengikuti tahapan selanjutnya yaitu TPO (Tes Potensi Organisasi). TPO berlangsung hanya dalam 1 hari di sekolah. TPO ini terdiri dari beberapa tes, yaitu tes fisik, tes kerohanian, tes PBB, dan presentasi makalah. Dalam TPO ini yang paling berat menurut saya adalah presentasi makalah, karena saya harus menguasai makalah yang saya buat, dan bisa mempertahankan isi dari makalah saya didepan guru dan kakak OSIS yang menjadi penguji. Dengan sangat gugup, akhirnya saya dapat menyelasikan presentasi dan menjawab seluruh pertanyaan yang diberikan penguji.
Kegiatan wajib di akhir tahun kelas sepuluh adalah BINTAMA. Pada kegiatan ini kami wajib mengikuti semua arahan yang terdapat di Kopasus tempat kami melaksanakan kegiatan. Kegiatan ini berlangsung selama 6 hari bersama Kopasus. Jujur saya sangat takut dengan kegiatan ini karena mendengar dari kakak-kakak kelas saya yang sudah mengalaminya, bintama seperti neraka, seharian berkegiatan dilapangan dengan cuaca yang sangat panas, seringkali dimarahi oleh pelatih, makan komando, dan sebagainya. Tetapi dengan ikhlas saya pun mengikuti kegiatan ini, tidak terasa 6 hari sudah saya melalui kegiatan menyeramkan ini dan saya sangat lega dengan usainya kegiatan ini maka rangkaian kegiatan padat di kelas 10 sudah berakhir.
Pada liburan kenaikan kelas bulan Juni 2010, saya sedang giat-giatnya berlatih tari tradisional untuk mengikuti festival di Perancis. Di sela waktu latihan, kami diumumkan siapa saja yang lolos menjadi CAPSIS (Calon Pengurus Osis) dan ternyata saya merupakan salah satu yang lolos dan saya sangat bersyukur bisa lolos karena menjadi OSIS adalah pelajaran yang sangat berharga dan berguna untuk masa depan.
Pada akhir bulan Juni, rombongan misi budaya berangkat ke Perancis. Pada festival ini kami menarikan beberapa tarian tradisional salah satunya tari saman dari Aceh. Kami bertemu dengan penari-penari dari berbagai Negara. Kami mengikuti festival di Perancis selama kurang lebih 11 hari, 10 hari lainnya kami berkeliling eropa. Kami berkesempatan berkeliling ke Paris, Belanda, Belgia, Jerman, Swiss, Italia. Saya sangat beruntung bisa menjadi salah satu tim misi budaya ini. Saya mendapatkan banyak sekali pengalaman berharga dari perjalanan ini, dan saya sangat ingin mengulangi moment tersebut.
Pada akhir bulan Juni, rombongan misi budaya berangkat ke Perancis. Pada festival ini kami menarikan beberapa tarian tradisional salah satunya tari saman dari Aceh. Kami bertemu dengan penari-penari dari berbagai Negara. Kami mengikuti festival di Perancis selama kurang lebih 11 hari, 10 hari lainnya kami berkeliling eropa. Kami berkesempatan berkeliling ke Paris, Belanda, Belgia, Jerman, Swiss, Italia. Saya sangat beruntung bisa menjadi salah satu tim misi budaya ini. Saya mendapatkan banyak sekali pengalaman berharga dari perjalanan ini, dan saya sangat ingin mengulangi moment tersebut.
Tahun ajaran baru saya berada di kelas 11 IPA 2. Kelas yang cukup menyenangkan dengan murid-murid yang sangat pintar. Diawal kelas sebelas tepatnya pada bulan Agustus para CAPSIS dilantik menjadi OSIS yang bernama Dranadaraka Wiraksaka atau Drakara. Saya dilantik menjadi anggota seksi edukasi bersama 4 teman saya lainnya. OSIS memiliki banyak program kerja dalam 1 tahun masa jabatan. Program kerja edukasi sendiri terdiri dari Edu Care yang dilaksanakan bersamaan dengan Trip Observasi 2010, Edu for all, Edu Fair / Book Fest, dan JIG 2011. Semua program edukasi terlaksana dengan baik dan saya bangga dengan hasil kerja kami. Seluruh anggota OSIS dan Nawastra bersama-sama bahu-membahu untuk lancarnya program kerja terbesar OSIS di kelas sebelas yaitu kompetisi olah raga antar sekolah Sky Battle 2011 yang diadakan pada bulan Februari lalu.
Kerja keras kami terbayarkan dengan suksesnya acara Sky Battle tersebut. Tepat seminggu sebelum Sky Battle, Nawastra mengikuti studi lapangan di kelas sebelas ke Jogja. Sama seperti studi lapangan sebelumnya, di Jogja kami mengunjungi tempat-tempat atau pabrik-pabrik yang bisa dijadikan bahan untuk belajar.
Kerja keras kami terbayarkan dengan suksesnya acara Sky Battle tersebut. Tepat seminggu sebelum Sky Battle, Nawastra mengikuti studi lapangan di kelas sebelas ke Jogja. Sama seperti studi lapangan sebelumnya, di Jogja kami mengunjungi tempat-tempat atau pabrik-pabrik yang bisa dijadikan bahan untuk belajar.
Juli 2011, dimulailah tahun ajaran baru kelas 12. Saya ditempatkan di kelas 12 IPA 1. Kelas yang terasa menyenangkan dari hari pertama saya masuk ke kelas ini. Pada bulan Juli tanggal 30 lalu, OSIS dan Nawastra saling bekerja keras kembali untuk mengadakan program kerja terbesar kami yaitu Sky Avenue 2011. Dengan waktu persiapan yang cukup lama, dan dengan susah payah bekerja sama satu angkatan, akhirnya Sky Avenue 2011 terlaksana dengan sangat sukses, seluruh panitia dan penonton puas, surplus yang besar, semua kerja keras kami terbayarkan sudah. Tibalah bulan Agustus, saatnya pelepasan jabatan OSIS Dranadaraka Wiraksaka dan pelantikan OSIS selanjutnya. Momentum ini dilaksanakan dengan 2 tahap yaitu lari lintas juang sejauh 17 km Kalibata-Labsky yang dilaksanakan pada akhir bulan Juli, lalu dilanjutkan dengan serah terima jabatan pada 17 Agustus. Begitulah 2 tahun rangkaian kehidupan saya di Labsky.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar