Kamis, 08 September 2011

2 tahun di Labsky, bukan juga sebuah petualangan


2 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk dilalui. Namun 2 tahun berarti singkat jika ditilik kebelakang, tak terasa waktu berlalu dan semua terus terjadi seperti roda berputar, tidak bisa diulang maupun dihentikan. Mengingat-ingat memutar waktu dan memori, kembali ke saat-saat dimana tahun 2011 masih dalam kalendar angan dan sejarah belum mulai menorehkan tintanya di secarik kertas putih.

SMA Labschool Kebayoran, tempat singgah pilihanku ketika itu, sudah bulat rasanya. Tak begitu saja saat ijazah keluar dengan mudah memilih, serangkaian tes-tes masuk menjadi pengalaman tersendiri. Ya, tidak semudah yang dibayangkan, apalagi dengan tes yang diberikan, diatas standar pelajar SMP pada umumnya. Berkat tekad yang kuat serta restu dari kedua orang tua, Alhamdulillah, surat pernyataan diterima sampai ditangan.

Trip Observasi 2009
Pintu gerbang pertama disambut dengan diselenggarakannya MOS (Masa Orientasi Siswa) sebagai metode pengenalan budaya dan lingkungan sekolah selama 3 hari lamanya. Tentu dengan sistematika tak jauh berbeda dengan adiknya, SMP Labschool Kebayoran. MOS ketika itu dimulai pada pukul 5 pagi dan selesai pada pukul 5 sore. Hal tersebut menjadi keunikan tersendiri bagi Labschool yang notabene di mata publik memiliki standar tinggi di seluruh sekolahnya.

Tidak mendetail dan menyeluruh memang MOS saat itu, hal tersebut karena kegiatan ini pada sebelum-sebelumnya dilaksanakan selama 5 hari, lalu pada 2009 di kompres menjadi tinggal 3 hari, sehingga jadwal kegiatan dan substansi-nya terkadang kurang selaras. Banyak keinginan agar pesan terjamah, namun apa daya dengan waktu yang sesingkat-singkatnya tak mungkin dapat menampung seluruhnya.

Rutinitas dikala MOS yang tak terlupakan, mungkin, biasa dikenal dengan Lari Pagi, lari-lari kecil mengitari jalanan sekitar walau terkadang sebutannya menjadi Jalan Pagi. Memulai hari dengan lari pagi, lantas ditutup dengan PBB, bukan sebuah Persatuan Bangsa-Bangsa ataupun Pajak Bumi dan Bangunan, melainkan Pelatihan Baris-Berbaris ala Tentara, seru! Interaksi antar adik-kelas dengan kakak-kelas Saptraka yang notabene terpaut 2 tahun-pun dapat terbina, tanpa hilang rasa hormat sedikit-pun kepada kakak Saptraka.

Setelah MOS, pada awalnya saya resmi bergabung dengan kelas akselerasi dibawahnaungan Pak Risang Danardana. Uji coba di kelas akselerasi akan berlangsung selama 1 bulan, setelah itu adalah pengumuman kelulusan aksel dan penentuan apakah akan lanjut atau tidak. Harus saya akui kalau proses pembelajaran di kelas aksel memerlukan ekstra dalam hal, termasuk waktu dan kecepatan berpikir.

Expo ekskul kemudian diselenggarakan persis setelah MOS dan pembagian kelas dengan tujuan sebagai media bagi siswa baru untuk memilih dua ekskul dari sekian banyak yang disediakan oleh Majelis Pembina Ekskul. Selama expo berlangsung, masing-masing ekskul difasilitasi sebuah stand untuk mendisplay sebagai alat bantu promosi serta berkesempatan untuk mempresentasikan atau menampilkan benefit jika bergabung dengan ekskul-ekskul tersebut. Lantas kegiatan berlangsung hanya setengah hari dikarenakan terpotong oleh dilaksanakannya Sholat Jumat. Kebetulan, ekskul Komputer dan Bulutangkis menjadi pilihanku. Menarik dan tidak menyibukkan. Itulah 2 alasan utama-nya, karena kedua ekskul tersebut dilaksanakan pada hari Jumat yang notabene adalah hari terakhir sekolah selama seminggu sehingga jika ada PR/Ulangan tidak akan terganggu.

Tak berselang lama, bulan puasa pun datang. Hari-hari pertama puasa diawali dengan ulangan yang menumpuk, begitupun dengan tugas turut menanti. Seperti biasa, ritual SMA Labschool Kebayoran dari tahun ke tahun yang relatif cenderung memiliki ritmik “keras” dalam gaya belajar. Walau terkadang terkenal banyak memiliki libur, namun dibaliknya terdapat banyak ulangan dan tugas. Sehingga di awal-awal tahun, perlu penyesuaian yang cepat agar dapat mengikuti KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) sesuai dengan ritme-nya.

Minggu kedua bulan puasa adalah momentum paling menentukan selama 3 tahun di SMA Labschool Kebayoran. Yaitu, aksel atau tidak. Dengan berbagai pertimbangan serta diskusi bersama orang tua, akhirnya diambil-lah sebuah keputusan kalau saya tidak akan melanjutkan di kelas akselerasi, walau Alhamdulillah diterima. Keluar dari kelas aksel dan masuk di kelas XD, waktu itu saya pindah bersama Dimas. Beruntung kelas XD waktu itu dibawahnaungan Pak Edy Rufianto yang notabene merupakan seorang Wasit Bulutangkis Internasional dengan tingkat disiplin yang tinggi.

Kegiatan kesiswaan selanjutnya adalah PILAR, Pesantren Islam Ramadhan. Bersama Daarut Tauhid asal Bandung, PILAR 09 bisa dikatakan SUKSES! Paradigma pesantren kilat yang hanya itu-itu melulu dan tidak berwarna bisa ditepis semuanya. Tidak hanya tertutup dan terfokus pada unsur agama, PILAR dapat menyuguhkan berbagai acara yang menuntut otak dan otot untuk bersinergis menyelesaikan suatu masalah, contohnya pada sebuah games yang memakan waktu +- 4 jam di lingkungan sekolah. Dengan catatan, PILAR kali itu dilaksanakan saat bulan ramadhan, artinya tidak ada alasan untuk tidak bersemangat.

Petualangan selanjutnya adalah Trip Observasi, tidak berselang lama, hanya terpaut 3 bulan dari MOS dilaksanakan. Desa Pasir Muncang di Purwakarta, Jawa Barat mendapat bagian sebagai venue bagi TO 2009 kali itu. Lokasi di perbukitan, jauh dari keramaian kota, apalagi sebuah teknologi yang listrik-pun masih tabu, terkesan alami, membuat Pasir Muncang nyaman ditinggali selama beberapa hari, menjauhkan diri dari kepenatan dan kepadatan kota Jakarta sekaligus belajar untuk bertahan hidup dan keluar dari zona nyaman, walau hanya beberapa saat.

Trip Observasi dapat dikatakan menjadi kegiatan bersejarah bagi angkatan. Sebelum hari-H, Pra Trip Observasi telah mendukung lahirnya nama angkatan sembilan SMA Labschool Kebayoran, yaitu: Nawa Drastha Sandyadira, serta diikuti dengan terpilihnya 3 ketua angkatan, Nabel Ihsan Muhammad mendapat posisi sebagai ketua umum, Irdanto Saputra di ketua 1, dan Pandji Olaf di ketua 2.

Makrab, Studi Lapangan Bandung
Selepas Trip Observasi, acara bertajuk angkatan berikutnya adalah Studi Lapangan ke Bandung. Segala unsur pembelajaran, dari Fisika, Matematika, hingga Geografi dan Ekonomi masuk kedalam buku LKS yang harus di selesaikan. Kapan lagi bisa bersama-sama satu angkatan menghabiskan malam di sebuah rumah makan yang notabene dikenal dengan Malam Keakraban, artinya agar semakin akrab dan tidak ada permasalahan antar satu dengan yang lain. Malam tersebut ditutup dengan menginapnya kami di wisma ESDM.

Akhir tahun ajaran 2009-2010, rangkaian kegiatan kesiswaan SMA Labschool Kebayoran terus berlangsung, yaitu BINTAMA (Bina Mental Kepemimpinan Siswa) menjadi kegiatan selanjutnya. Persis setelah Ujian Akhir Semester 2010 selesai dilaksanakan, setiap siswa pria Nawastra (panggilan bagi Nawa Drastha Sandyadira) diwajibkan untuk memangkas rambutnya hingga tinggal sepanjang 1cm, seperti pada saat MOS, menjelang BINTAMA 2011 dilaksanakan di Komando Pasukan Khusus Angkatan Darat, Serang.

Studi Lapangan Jogja - XI IPA 1
Bulan-bulan pertengahan 2010, tidak hanya BINTAMA yang menjadi momen penting. Sepulangnya dari Kopassus Serang, Nawastra dihadapi dengan pengumuman jurusan untuk kemudian di kelas XI, entah itu di IPA atau IPS, karena jurusan ini-lah yang lantas akan mendukung jenjang selanjutnya. Alhamdulillah saya mendapatkan jurusan XI IPA dan kelas XI IPA 1 bersama bapak Endang Sumarna. Kelas yang sangat tidak disangka dikarenakan murid-murid anggota kelas yang sangat hebat-hebat, bagaimana dengan ranking ya....

Awal 2011, banyak perubahan dalam rutinitas yang terjadi. Waktu-waktu selanjutnya banyak saya habiskan dengan kegiatan-kegiatan di luar sekolah. Bergabung dengan berbagai komunitas/gerakan, kegiatan, dan banyak lagi. The Climate Project Indonesia adalah salah satunya, setelah mengikuti acara The Climate Project Asia-Pacific Summit di awal Januari yang diselenggarakan di JHCC, Jakarta, saya menjadi salah satu Presenter TCP di Indonesia. Lalu di bulan Februari alhamdulillah menjadi bagian dari panitia IYFCC (International Youth Forum on Climate Change) yang diselenggarakan di Jakarta, walau akhirnya mesti sedikit kecewa karena ternyata di dalamnya sedikit terdapat unsur campur tangan politik dari berbagai pihak.

TCP AP Summit 2011
Tidak hanya di isu-isu lingkungan hidup, isu pengembangan pemuda menjadi salah satu concern yang sedang saya coba untuk berkecimpung didalamnya. Bergabungnya dia dengan komunitas Look Around yang secara rutin melaksanakan Community Service di seputaran DKI Jakarta. Kemudian di acara ASEAN Youth Congress 2011 bersama AIESEC Indonesia, dihadiri oleh pemuda-pemuda dari ASEAN dan seluruh Indonesia turut menghasilkan beberapa resolusi perubahan serta dorongan bagi pemuda untuk turut serta membangun negeri Indonesia tercinta.

Pertengahan tahun 2011, kemudian diselenggarakanlah sebuah event akbar setelah Sky Battle 2011 yaitu Sky Avenue 2011. Sky Avenue kali ini hampir mirip sama tahun-tahun sebelumnya diselenggarakan di Tennis Indoor, Senayan dengan mengambil tema Halloween Town. Persiapan yang memakan waktu hampir 3 bulan terbayarkan ketika mengetahui tiket masuk Sky Avenue 2011 terjual cukup banyak, sehingga perjuangan bersama teman-teman Nawastra terbayar sudah.

Bukber XI IPA 1, Ramadhan 2011
Sebelum diselenggarakannya Sky Avenue 2011, terlebih dahulu saya berkesempatan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu kelas XII. Tidak jauh berbeda dengan kelas XI, karena kali ini saya mendapat kelas di XII IPA 1 bersama-sama dengan teman-teman sekelas terlebih dahulu di XI IPA 1, sedikit perbedaan dengan semakin banyaknya siswa-siswi berprestasi di akademik, bagaimana dengan ranking.... Semua terbayarkan setelah diumumkannya wali kelas XII IPA 1 adalah Bapak Asep Sarmaji, seorang guru fisika dengan tingkat disiplin yang tinggi.



ASEAN Youth Congress Camp 2011
Hari terakhir XI IPA 1 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar